Siang yang panas, kulihat seorang pengemis didepan rumahku sedang berteduh dari teriknya matahari yg panas. saat itu dirumah tidak ada siapapun, ibuku sedang keluar kota, ayahku selalu pulang malam hari, dan si bibi sedang pulang kampung karena saat itu sudah dekat Lebaran. Karena kasihan, aku berjalan kepagar depan dan kubuka pintu pagarnya.
Kupanggil dia untuk masuk ‘pak, ..pak.., mari masuk sini pak, diluar panas sekali loh..’ dia menoleh kearah suaraku, setelah kuperhatikan, ternyata dia buta. Jadi tambah iba aku padanya. ‘mari pak, aku tuntun masuk ya..’ kutuntun dia untuk masuk kedalam, ‘terima kasih ya nak..’
Perawakannya kurus, kotor dan bau. Dia hanya menggunakan sarung yg udah butut dan baju yg compang-camping, tangannya selalu memegang tongkat kayu dari potongan ranting pohon.
Sesampai didalam, kududukkan dia ruang tamu dan kuambilkan segelas air minum yg dingin, dia cepat-cepat meminumnya.
Pada saat duduk, posisi kakinya agak terbuka, sekilas kulihat penisnya yg terjulai lemas diantara kedua pahanya, meskipun sedang terkulai lemas tapi kulihat lumayan besar dan panjang juga. Langsung jantungku berdegub sedikit lebih kencang dari biasanya.
Otakku mulai berpikir yg jorok-jorok, gimana seandainya kuberikan tubuhku untuk dicicipinya dan aku juga dapat merasakan penisnya. Aku belum pernah merasakan bercinta dengan seorang pengemis tua yg buta, pasti nikmat bila rasanya.
Aku mulai memikirkan bagaimana cara untuk mendapatkan kesempatan itu. Aku iseng-iseng bertanya padanya, ‘ Kapan terakhir mandi, pak? Bapak mau mandi disini? nanti setelah mandi aku beri pakaian bekas yg lebih baik, mau kan pak?’,’wah ya mau dong non..tapi apa nggak ngerepotin? ‘ tanyanya ragu. ‘tenang aja
pak, disini nggak ada siapa-siapa koq, cuma aku dan bapak di rumah ini. nggak apa-apa, ayo sini aku bantu ya..’ jelasku.
Aku bimbing dia menuju ke kamar mandi tamu, kupeluk dia, dan kubimbing dia, tangannya kuletakkan di bahuku. Secara tak sengaja tangannya tersentuh buah dadaku yg gempal, tanpa BH. kulihat reaksinya, dia diam aja, juga tidak berusaha menjauhkan tangannya yg tersentuh susuku.
Sambil berjalan dia bertanya padaku, ‘non ini umur berapa, koq rasanya sudah dewasa?’, ‘aku baru berusia 21 thn, pak. kenapa?’ tanyaku, ‘oh nggak, nggak apa-apa koq’ jawabnya. Aku bertanya lagi, penasaran, ‘ kenapa sih pak, koq tanya gitu? bapak ngomong gitu karena ..susuku gede yahh..’. ‘ I.. iya..’ jawabnya tersipu malu.
Sesampai didalam kamar mandi tamu, aku tutup pintu dari dalam dan berkata ‘saya bantu ya pak, bapak pasti nggak bisa mandi sendiri, kan bapak nggak tahu tempat-tempat nya’,
‘tapi.., tapi.., non kan.., ahh.., nggak usah deh, non kan perempuan,..nggak baik non..’ jawabnya gugup karena tidak menyangka aku bakal menawarkan itu.
‘ah, nggak apa-2x pak, anggap aja aku ini cucu bapak yg sedang membantu bapak mandi. lagipula, nggak ada orang lain dirumah ini koq pak.., tenang aja..’ tegas ku.
Tanpa menunggu jawabannya lagi, aku bantu dia mencopoti bajunya yg compang-camping, dan sarungnya yg butut. Tubuhnya benar-benar kurus kering, kecuali penisnya yg masih terlihat besar, meskipun agak kotor dan terjulai lemas. maklum, mana ada pengemis punya waktu untuk mandi setiap hari, apalagi mencuci bagian itunya.
Dia diam aja, sambil menutupi penisnya, dia menduga-duga apa yg bakal kuperbuat. aku bertanya padanya ‘ kenapa koq ditutupin pak.., malu ama aku yaah..? hihihi..nggak usah malu pak! .., aku udah biasa liat kontol koq paak..’, setelah itu kulepas bajuku sendiri, sambil berdiri didepannya aku meremas-remas susuku dan menggosok-gosok kemaluanku dengan bernafsu, sayang dia nggak bisa lihat tubuhku ini, pikirku.
Kupasang shower dan air mengucur dengan lembut ke tubuhnya dan tubuhku, setelah itu kubantu dia menggosok tubuhnya dengan sabun wangi, tubuhnya kelihatan lebih bersih dari tadi, dan baunya juga sudah tidak menyengat lagi. Dengan tidak sabar kugosok penisnya yg masih terjulai lemas itu, dia berkata
‘ah.., ah.. non, yg situ nggak usah non..biar aku sendiri aja..’ katanya malu. ‘nggak apa-apa pak, aku udah biasa koq, bapak nggak perlu malu sama aku, kan udah aku bilang, anggap aja aku ini cucumu yg sedang bantu bapak mandi.’ desakku tambah bernafsu setelah penis itu dalam genggaman tanganku.
‘wah, non ini baik sekali, gimana caranya aku bisa balas budi baik non, aku nggak punya apa-apa untuk membalas perbuatan non yg mulia ini’ katanya,
’balasannya gampang pak, aku pengen bapak memijiti dan menggosoki ..seluruh tubuhku, bapak diam aja, nanti aku kasih sesuatu yg paling enak deh.., kutanggung bapak pasti nggak pernah dapet dimanapun dan kapanpun’ jawabku enteng.
‘baik non, bilang aja bapak harus apa dan gimana’ kelihatannya dia udah tahu apa yg kuingini. dia kelihatannya mulai berpikir yg tidak-tidak.
Kubimbing kedua tangannya ke susu ku dan kuremaskan tangannya ke susu ku yg montok itu, 34B.
Dia kaget banget setelah merasakan tangannya meremas suatu gumpalan daging yg padat, kencang dan halus,
‘hhmm.., susu non sungguh besar, sudah lama bapak tidak merasakan ini, hmm..sungguh gempal dan padat, kencang sekali susumu..’,
‘eh, non koq mau berbuat begini padaku? aku kan hanya seorang pengemis kotor, udah tua, buta lagi.., aku.. nggak ngerti non..’ tanyanya bingung.
Jawabku ‘ah.., bapak nggak usah ragu.., aku memang suka melakukan ini kepada orang yg belum pernah kukenal, aku pengen mencicipi kontol orang kaya’ bapak ini. bapak mau kan melayaniku, aku ingin bapak puaskan nafsuku ini, aku ingin kontol bapak di mulutku, dimemekku..’, jawabku terengah-engah dilanda nafsu yg tambah membara.
Sambil merem melek aku menikmati susuku diremas-remas dan sesekali putingku dicubit atau diplintir olehnya, sementara tangan satunya mulai turun meraba-raba kemaluanku yang berbulu tipis. Tanganku sendiri mengocok penisnya yg masih terjulai lemas, kupikir, wah ini kontol kelihatannya harus pakai extra service baru bisa ngaceng, nih.
‘wah, kontol bapak koq masih lemas sih.., biar kumasukkan mulutku, kujilati dan kuhisap, ya pak..’ dia mandah aja sambil mulutnya terbuka, menanti pengalaman yg mungkin belum pernah dia dapatkan.
Sambil tangannya meremas kedua susuku, aku jongkok didepan selangkangannya, ku genggam penisnya yg masih lemas, ku jilati mulai dari kepala penisnya, turun ke buah pelernya, kembali kebatang penisnya, kujilati terus sampai naik kekepala penisnya lagi, lalu kumasukkan penis itu kemulutku yg mungil.
Dia mulai bereaksi, ‘eenngghh..mmhh..’, dia mulai melenguh lemah, senjatanya mulai mengeras, terangsang oleh jilatanku. Masih belum keras, kusedot-sedot sambil ku keluar masukkan dimulutku, kukombinasi dengan menyedot buah pelernya, lama kelamaan benda itu semakin bertambah keras saja.
Nah, ini dia, pikirku.’pak, coba kau jilatin susuku pak, cicipi tubuhku ini, nikmati tubuhku yg masih muda ini, kapan lagi bapak bisa menikmati tubuh seorang gadis muda seperti saya ini. jilati pentilku, sedot seluruh susuku. perbuat tubuhku sesukamu, pak’ kataku menahan nafsu.
Sungguh luar biasa, sambil meraba-raba, dia melakukan semuanya. Sungguh gila pikirku, koq bisa aku melakukan ini dengan seorang pengemis tua, buta pula. tapi, memikirkan hal ini membuat ku makin terangsang berat. Dia menjilati putingku dengan nafsu, disedotnya susuku dengan mulutnya yg kempong krn giginya udah ompong semua.
Nikmat sekali rasanya, geli banget, ternyata enak juga kalo susu disedot dan dikulum oleh mulut yg ompong, coba kalian rasakan sendiri, deh. Puncaknya, aku sudah tak tahan lagi, kusuruh dia berbaring telentang dilantai kamar mandi, aku jongkok diatas tubuhnya dan berusaha memasukkan penisnya yg sudah mengeras itu ke lubang vaginaku dari atas.
Kubimbing penisnya memasuki kemaluanku, aku menduduki senjatanya, dan..’sslluupp..’, benda itu langsung menancap dalam-dalam divaginaku, ‘rasakan nikmatnya ..memekku yg sempit ini.., pak’ ujarku tersendat-sendat menahan kenikmatan yg luar biasa. amblas masuk semua kontolnya ke memekku.
‘nngghh..aakkhh.., aduh sempit sekali memekmu non, sampai sulit masuknya..hhgghh.. adduuhh enaknnyyaa..nnoohh’ ‘Mmmhh..aakkhh..aahh..!!’ aku sendiri berteriak karena penisnya ternyata besar juga untuk vaginaku, benar-benar kunikmati gesekan-gesekan pada dinding kemaluanku.
Tubuhku mulai naik-turun diatas tubuhnya yg telentang itu, penisnya menghujam-hujam keluar masuk vaginaku. tangannya meremas-remas susuku, satunya lagi kadang memegangi bahuku, mengelus tubuhku, menjambak rambut panjangku. Lenguhannya keras sekali, dan parau suaranya ‘hhkk..aahhkk..ahh, enakk sekaalliihh noon..’ serunya.
Aku semakin menikmati persetubuhan lain jenis ini, persetubuhan yang sangat mencolok, lain kalangan, lain status sosial, dan lain usia. Aku tak bisa membayangka bila kedua ortu-ku melihat ini, dikamar mandi, anak gadis satu-satunya, yg semata wayang ini sedang bersetubuh dengan seorang pengemis yg sudah tua, mungkin aku bisa dibunuh mereka apabila ketahuan.
Aku tak puas menggoyang pantatku, aku mengajaknya ganti posisi, dia diatas, aku dibawah, telentang dengan kedua kakiku terbuka lebar, aku ditindihnya, penisnya tetap keluar masuk dengan nikmatnya. Lidahnya tak henti2nya menjilatiku dan sesampainya dibibir, dia langsung melumat bibirku, lidahku dikulum olehnya lalu dikecupnya bibirku membuatku tidak tahan untuk membalas perlakuannya, aku sudah tidak peduli oleh bau nafasnya yang tidak sedap itu.
Sambil disetubuhi aku terlibat permainan mulut dan lidah selama beberapa saat dengannya.
Beberapa saat kemudian, aku ajak ganti posisi lagi, aku menungging seperti anjing sambil berpegangan pada tepi wastafel dan dia menggenjotku dari belakang, persis seperti anjing yg sedang kawin. Nikmat sekali posisi ini, pikirku.
Wah, kuat juga nih orang tua pikirku. Baru berpikir begitu, mendadak aku merasakan gejolak luar biasa yg nggak bisa aku tahan, aku mau keluar, eh, ternyata dia juga mulai bergetar tubuhnya, dia melenguh-lenguh lebih cepat,
‘oh..ookkhh..akuuhh maauu.. keluuaarr nnoonnhh..akkuu..nggaakk ttaahhaann..laaggiihh..aakkhh..’, dia berteriak kesetanan dan genjotannya makin bertambah cepat.
‘mmhh..aakkuu juuggaa ppaakk.. mmhh..eeh. eekkhh..’ aku pun mencapai orgasme bersamaan dengannya. aku merasa pejuhnya meluncur deras dalam vaginaku.
Kemaluanku penuh dengan pejuh seorang pengemis tua itu sampai sebagian meleleh keluar karena terlalu banyak yang keluar. Aku tak tahu andaikata aku hamil dan punya anak, aku pasti bingung siapa si bapaknya, habis begitu banyak penis yg pernah menancap divaginaku dan begitu banyak pejuh yg pernah keluar didalamnya.
Setelah itu, kami membersihkan tubuh dari sisa-sisa persetubuhan barusan, dan mengeringkan dengan handuk bersih. dia berkata seraya pamit, ‘terima kasih non.., atas segalanya.., non bener, aku nggak pernah merasakan seperti ini, seumur hidupku akan kukenang peristiwa ini sampai akhir hayatku’.
Kemudian dia pun kutuntun keluar dari rumahku yg besar. pikirku, sudah cukup aku menikmati persetubuhan ini. Dia keluar dengan wajah berseri, puas dengan apa yang baru saja dialaminya.